Jalan itu masih panjang, masih banyak titian yang harus kau lewati,
masih terjal jurang yang harus kau lalui, masih tinggi gunung yang harus kau
daki. tetapi, sepanjang apapun jalanmu, ingatlah kau harus bisa melewatinya
sebaik yang kau mampu. karena waktu takkan biarkan kau sekedar mengukurnya
lagi, apalagi kembali perbaiki.
Inilah duniamu, datang untuk menguji keimananmu. dia datang, sekadar
menyapa, bukan kata 'hai' atau 'apa kabar ?' yang diucapkannya, tetapi dia
menyapamu dengan selaksa ujian dan cobaan. datang untuk bertanya, seberapakah
iman hamba Allah yang satu ini ? berprasangka baiklah terhadap sapa dan
tanyanya. ini adalah salah satu...
jalanmu mencapai Jannahnya.
jalanmu mencapai Jannahnya.
Masih jelaskah di ingatanmu apa tujuanmu dilahirkan di dunia ini ?
tentu tidak. sama sekali tidak ada, tak berbekas. Saat ruhmu ditiupkan, ada yang bilang bahwa saat itu juga kau telah
membuat suatu kesepakatan. kesepakatan dengan Dzat Yang Maha Mencipta bahwa
diri ini akan beriman padanya. tapi....ada yang lebih penting dari kesepakatan
itu, yaitu pertanggungjawaban hidup ini. saat semua amal dan aib kita dipersaksikan
ibarat video atau DVD yang diputar ulang. hai, diri, ayo kita buat rekaman
hidup seindah mungkin, minimalisir khilaf kita, sehingga saat video itu
diputar, hanya ada penyesalan yang tidak besar. maksimalkan sedekah kita,
ibadah kita, dan iman kita, agar nanti kita bisa tersenyum melihatnya.
hai kaki, yang berjalan di bumi ini, siapakah yang menuntunmu berjalan
pertama kali ? aku tahu,antara ayah atau ibu kan ? kedua makhlukNya yang sangat
menyayangimu dan kaupun juga. kedua orang yang saling menguatkan satu sama lain
untuk membimbingmu, mendidikmu. kedua orang tua yang karenanya murka Allah
berada pada mereka. wahai diri sudahkah kau berbuat baik pada mereka hari ini ?
sudahkah kau pelankan suaramu dan kau haluskan lisanmu terhadap mereka ? sudahkah
kau menahan amarahmu terhadap mereka ? sudahkah kau doakan mereka ? Ya Allah,
ampuni hamba bia masih ada satu kedurhakaan kepada mereka hari ini. bukankah
kau pernah bertanya kepada ustadzah, guru, atau bahkan mereka "kenapa aku
harus mendoakan ayah dan ibu ?" kali ini, aku sudah fahim, aku sudah
temukan jawabannya. satu, karena mereka juga manusia yang pasti melakukan
kesalahan. dua, seorang anak adalah tanggungjawab orangtuanya, dan apabila anak
itu berbuat sesuatu maka orang tua juga terkena akibatnya. bila kita berdosa,
maka orag tua juga menanggungnya, oleh sebab itu, mari ringankan beban mereka
dengan mendoakannya, atau yang lebih mulia, menjauhkan diri dari berbuat dosa.
wahai iman, dampingi terus langkahku saat aku berjuang meraih cintaNya,
jagalah qalbu, mata dan lisanku agar tetap terfokus padaNya. jadilah semakin kuat saat cobaannya datang
dan jangan jadiilah lemah saat nikmatnya mengahmpiri. buatlah mata menangis
saat takut padaNya dan mendengar Azabnya, bahagialah saat kau rasakan cintaNya
dan dapatkan nikatnya. aku ingin engkau dalam keadaan stabil, dan lebih baik
lagi jika meningkat. wahai iman, ingatkan aku saat mulai futur, mulai goyah,
bersama kita kuatkan lagi pondasi iman kita.
hai raga, berlelah lelahlah untuk berikhtiar, tingkatkan
keistiqomahanmu, bukankah Allah menyukai hambanya yang istiqomah ? perdalam
ilmumu, pergiat ibadahmu, dan apabila kau memiliki suatu harta maka gunakanlah
di jalan Allah. seperti para shahabat nabi. wahai diri, bagaimana ikhtiarmu
hari ini ? lebih baikkah ? atau sebaliknya ? semoga lebih baik karena apabila
tidak, sungguh kita termasuk yang paling merugi.
hai qalbu, bersabarlah, semoga Allah memberikan perlindunganNya padamu.
aku tahu, ada 2 jalan menuju ketaqwaan dan kefujuran, maka pilihlah jalan ketaqwaan.
karena hal itu akan membuat kita selamat. dan apabila engkau dalam posisi
fujur, maka bantu aku untuk segera memutar kemudi ini, kembali lagi pada jalan
yang hanif. aku juga tahu dan menyadari bahwa kau sedang di dera, sedang di
belenggu suatu virus berwarna merah jambu. tapi wahai qalbu, sekali lagi,
bersabarlah, kuatlah. perintahkan lisan untuk diam dan mata untuk menundukkan
pandangannya. biarkan semua ini menjadi
indah pada waktunya. mari kita jaga izzah dan iffah kita agar kelak dalam
kualitas bagus saat dipertemukanNya dengan hati yang telah kau rindukan. Wahai raga, sekali lagi, tolong jadilah kuat karena medan yang akan kau
tempuh tak lagi sama, ujian yang mendera semakin sering.
wahai akal, bantu aku bedakan mana yang haq dan bathil, yang najis dan
yang suci. bantu aku untuk memperkaya ilmuku dan tarbiyahku.
wahai qalbu, mari kita bangun benteng sebagai perisai diri, karena
engakulah tempat dosa dan pahala bersatu. kau yang tentukan, maka arahkan aku
agar selalu beramal baik.
wahai lisan, hilangkan dusta, dan lembutkanlah tuturmu. karena dusta
ialah gerbang kemunafikan, dan seburuk seburuk lisan ialah lisan orang munafik.
na'udzubillah mindzalik. janganlah lagi kau mencela dan mengumpat, karena
Rasulullah SAW tidak pernah seperti itu. ingatlah bahwa dengan lisan kau bisa
membunuh dan menenbarkan cinta
wahai kaki, arahkan aku ke jalanNya yang lurus.
wahai mata, jagalah pandanganmu, karena itulah perintah Allah dan
Rasulnya
wahai nafsu, akan kukekang engkau agar tidak menjadi buas dan berontak,
sungguh aku tidak ingin menjadi orang yang rugi karenamu.
dan terakhir, wahai diri, sekali lagi, bersabarlah dalam berjuang di
dunia ini, tujuanmu adalah akhirat. kuatlah dalam hadapi tantangan. mari kita
raih jannahNya dengan sebaik baik ikhtiar. dan ayo kita songsong cintaNya
dengan iman dan taqwa kita.
bismillahirahmanirahim.
ya Allah, saksikan aku berjuang untuk meraih cintaMu dan RasulMu.
SUMBER :
http://rypnotrip.blogspot.com
SUMBER :
http://rypnotrip.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Artikel di atas
Terima kasih
el-kamil ibnu ishaq