Rabu, 07 November 2012

Pembunuh Dimaafkan Jika Berhasil Menghapal Al Quran


Ayah dari seorang pemuda Saudi yang dibunuh mau memaafkan si pelaku pembunuhan jika orang tersebut berhasil menghapal al-Qur`an, lapor koran setempat yang dikutip Al Arabiya.
Rabi’a Al Dousary ayah dari pemuda bernama Abdullah, berjanji akan memaafkan pelaku pembunuhan, Faisal Al Ameri, jika dia berhasil menghapal al-Qur`an sebelum meninggalkan penjara, lapor koran Al Yaum.
Ameri divonis hukuman mati karena membunuh Abdullah Al Dousary saat terjadi pertengkaran di lingkungan tempat tinggal mereka.
Pihak berwenang di Provinsi Tmur membujuk Rabia’a Al Dousary agar memaafkan dan mengampuni Ameri.
Ayah Abdullah tersebut, yang menolak menerima uang darah sebagai pengganti nyawa anaknya, memilih untuk memberikan pelajaran yang jauh lebih berarti kepada Ameri. Pemuda pembunuh putranya disuruh menghapal al-Qur`an jika ingin bebas dari hukuman mati, sebelum dikeluarkan dari penjara.


Selasa, 16 Oktober 2012

Tips Mendatangkan Jodoh


Bagi sebagian orang, pintu pernikahan adalah sesuatu yang sangat menakutkan. Ungkapan tersebut sebenarnya tidak terlalu berlebihan mengingat semakin banyaknya kasus yang meruntuhkan ikatan pernikahan saat ini. Ya, maraknya angka perceraian, perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, dan kasus lain yang sejenis membuat sebagian orang berpikir ulang ketika ingin memutuskan menikah. Bayang-bayang ketakutan sering kali menghantui. Wajar saja, karena setiap orang tentu tidak ingin pernikahannya hanya seusia jagung. Siapa pun pasti menginginkan bahtera pernikahan yang mereka bina bisa langgeng hingga maut memisahkan.

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu termasuk yang mengalami hal di atas? Takut menikah karena khawatir tidak mendapatkan jodoh idaman?

Menikah bagi muslim merupakan penyempurna agamanya. Dan Rasulullah sebagai penyampai risalah Islam telah memberikan panduan bagi umatnya untuk mendapatkan jodoh idaman. Bagi kamu yang sudah siap menikah tapi bingung mencari cara agar mendapatkan jodoh idaman, simak panduan mulia yang telah dicontohkan Rasulullah berikut ini:


  •  Selalu berdoa

Allah selalu mendengarkan doa-doa hamba-Nya. Dia pun berjanji akan mengabulkan siapa saja yang berdoa kepada-Nya. Jadi, luangkan waktu di sepertiga malam terakhir. Bermunajatlah kepada-Nya. Mintalah petunjuk-Nya agar Dia Yang Maha Rahim mendatangkan jodoh terbaik untukmu.


  •  Mencari informasi melalui orang yang terpercaya

Jika kamu sudah siap menikah, kamu bisa mencari informasi mengenai sosok jodoh idamanmu melalui orang-orang yang terpercaya. Dalam hal ini Rasulullah pernah memberikan contoh. Beliau memerintahkan kepada siapa saja yang mengetahui adanya laki-laki yang shaleh ataupun wanita yang shalehah agar dikabarkan kepada siapa saja yang siap menikah. Artinya, seseorang hendaknya merekomendasikan laki-laki shaleh ataupun wanita shalehah kepada seseorang yang sudah siap menikah. Demikian halnya jika kamu hendak melamar seseorang, maka sebaiknya kamu mencari informasi tentang orang tersebut sehingga kelak tidak akan terjadi penyesalan.


  • Menawarkan diri pada orang yang shaleh

Pada zaman Rasulullah, wanita muslimah terbiasa menawarkan dirinya untuk dinikahi oleh laki-laki yang shaleh. Namun untuk menghindari fitnah, sebaiknya cara ini ditempuh dengan menggunakan perantara. Yakni melalui orang-orang yang amanah dan bisa dipercaya.


  •  Shalat istikharah

Shalat istikharah akan membantu kamu mendapatkan pilihan yang tepat.


  •  Menjaga kehormatan diri

Dalam Q.S An-Nuur: 26 Allah menjelaskan bahwa laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik. Demikian pula sebaliknya, wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik. Jadi, jika kamu ingin mendapatkan jodoh idaman, laki-laki shaleh atau wanita shalehah, maka kamu pun harus menjadikan dirimu shaleh atau shalehah terlebih dulu. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan senantiasa menjaga kehormatan diri, menjauhi hal-hal yang dilarang Allah. Termasuk terjerumus dalam aktivitas pacaran. Sebab Islam tidak mengenal pacaran. Namun jalan untuk memasuki pintu gerbang pernikahan adalah dengan ta’aruf (perkenalan) dan khitbah (lamaran). Dan hal tersebut harus melibatkan mahram agar tidak menimbulkan fitnah.

Sabtu, 13 Oktober 2012

HADIST DO'IF


Hadits Dhaif, Makalah Hadits Dhoif, dibawah ini akan dibahas  secara tuntas mengenai hadits dhaif yang diantaranya seperti pengertian hadits dhaif, macam macam hadits dhaif, karakteristik nya, sertaKriteriahadits dhaif, oh ya tak hanya hadits dhaif saja yang sudah saya poting  di blog ini mengenai hadits akan tetapi sudah banyak postingan  mengenai hadits seperti, hadits mutawatir, pengertian haditshadits munqhatihadits muttashilpenghafalan haditspenghimpunan haditspenulisan haditshadits ahad dan masih banyak lagi

Baiklah sihkan teman teman baca makalah hadits dhaif ini mudah mudahan terbantu

Hadits Dhaif
 A.    LATAR BELAKANG

Ilmu hadits merupakan salah satu pilar-pilar tsaqofah islam yang memang sudah selayaknya dimiliki oleh setiap kaum muslim. Dewasa ini, begitu banyak opini umum yang berkembang yang mengatakan bahwa ilmu hadits hanya cukup dipelajari oleh para salafus sholeh yang memang benar-benar memilki kredibilitas dalam ilmu agama sehingga stigma ini membuat sebagian kaum muslim merasa tidak harus untuk mempelajari ilmu hadits.

Hal ini tentu sangat tidak dibenarkan karena dapat membuat masyarakat muslim menjadi kurang tsaqofah islamnya terutama dalam menjalankan sunnah-sunnah rosul. Terlebih dengan keadaan saat ini dimana sangat bayak beredar hadits-hadits dho’if dan hadits palsu yang beredar di tengah-tengah kaum  uslim dan tentunya hal ini akan membuat kaum muslimin menjadi pelaku bid’ah. Jika kaum muslim masih memandang remeh tentang ilmu hadits ini maka tentu ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya bagi aqidah kaumm muslimin dalam menjalankah sunnah rosul. Oleh karena itulah, perlunya kita sebagai umat muslim memilki pengetahuan yang luas tentang ilmu hadits.

Seperti yang telah diketahui bahwa hadits dho’if adalah hadits yang lemah atau hadits yang tidak memilki syarat-syarat hadits shohih dan hadits hasan. Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits dhiof ini tidak dapat dijadikan sebagai hujjah namun sebagian ulama yang lainnya juga ada yang berpendapat bahwa hadits dhoif ini dapat digunakan sebagai hujjah. Dengan adanya khilafiah atau perbedaan pendapat diantara para ulama,maka sangat perlulah kita sebagai umat muslim mengetahui bagaimana cara kita bersikap dalam menghadapi hadits dhoif tersebut karena hal ini akan langsung berkaitan dengan aqidah dan ibadah-ibadah kita kepada Allah SWT.

B.    RUMUSAN MASALAH
Dari pembahasan materi tentang telaah krisis terhadap hadits dhoif ini, ada beberapa rumusan masalah yang harus diselesaikan diantaranya:
  1. Apa itu hadits dhoif?
  2. Apa saja kriteria hadits dhoif?
  3. Apa saja Macam-macam hadits dhoif?
  4. Bagaimana kehujjahan hadits dhoif?
  5. Apa saja kitab-kitab yang memuat tentang hadits dhoif?


C.    TUJUAN
Tujuan dari pembahasan materi tentang hadits dhoif ini diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Mengetahui pengertian hadits dhoif.
  2. Mengetahui sebab-sebab hadits dhoif menjadi tertolak termasuk juga kriteria mengapa disebut sebagai hadits dhoif.
  3. Dapat membedakan macam-macam hadits dhoif..
  4. Mengetahui kehujjahan hadits dhoif.
  5. Mengetahui kitab-kitab yang di dalamnya memuat hadits dhoif.


BAB II
PEMBAHASAN
Hadits Dhaif
Hadits dhoif secara bahasa berarti lemah artinya bahasa berarti hadits yang lemah atau hadits yang tidak kuat.

Sedangkan secara istilah para ulama terdapat perbedaan rumusan dalam mendefinisikan hadits dhoif ini akan tetapi pada dasarnya,isi, dan maksudnya tidak berbeda. Beberapa definisi,diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shohih dan syarat-syarat hadits hasan.
  2. Hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits maqbul(hadits shohih atau yang hasan)
  3. Pada definisi yang ketiga ini disebutkan secara tegas,bahwa Hadits dhoif adalah  hadits yang jika satu syaratnya hilang.

B.    Kriteria hadits dhoif

Adapun kriteria hadits dhoif adalah dimana ada salah satu syarat dari hadits shohih dan hadits hasan yang tidak terdaoat padanya,yaitu sebagai berikut sebagai berikut:
  1. Sanadnya tidak bersambung
  2. Kurang adilnya perawi
  3. Kurang dhobithnya perawi
  4. Ada syadz atau masih menyelisihi dengan hadits yang diriwayatkan oleh orang yang lebih tsiqah dibandingkan dengan dirinya
  5. Ada illat atau ada penyebab samar dan tersenbunyi yang menyebabkan tercemarnya suatu hadits shohih meski secara zohir terlihat bebas dari cacat.

C.    Macam-macam hadits dhoif

Hadits dlaif  sangat banyak macamnya, masing-masing memiliki derajat yang berbeda satu sama lain. Hadits dlaif yang memiliki kekurangan 1 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan hasan lebih baik daripada Hadits dlaif yang memiliki kekurangan 2 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan hasan dan begitu seterusnya.

Berdasarkan sebab-sebab di atas maka macam-macam hadits dhoif ini digolongkan menjadi beberapa kelompok di antaranya:
I.    Dhoif pada segi sanad,yaitu terbagi lagi menjadi:

a)    Dhoif karena tidak bersambung sanadnya,misalnya:

i)    Hadits munqathi’
Hadits munqathi’ adalah hadits yang gugur sanadnya di satu tempat atau lebih atau pada sanadnyan disebutkan nama seseorang yang tidak dikenal namanya.

ii)    Hadits muallaq
Hadits muallaq adalah hadits yangg rawinya digugurkan seorang atau lebih di awal sanadnya secara berturut-turut.

iii)    Hadits mursal
Hadits mursal adalah hadits yang gugur sanadnya setelah tabi’in. Yang dimaksud dengan gugur disisn adalah nama sanad terakhirnya tidak disebutkan.

iv)    Hadits mu’dhal
Hadits mu’dhal adalah hadits yang gugur dua orang sanadnya atau lebih secara berturut-turut.

v)    Hadits mudallas
Hadits mudallas adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak bernoda.
Orang yang melakukan tadlis(perbuatannya) disebut mudallis dan haditsnya disebut hadits mudallas.



b)    Dhoif karena tidak ada syarat adil

1)    Hadits maudhu’
Hadits maudhu’ adalah hadits yang dibuat-buat oleh seseorang (pendusta) yang ciptaan ini dinisbatkan kepada Rasulullah secara paksa dan dusta baik sengaja maupun tidak.

2)    Hadits matruk dan hadits munkar
Hadits matruk adalah hadits yang diriwayatkan oleh seseorang yang tertuduh dusta(terhadap hadits-hadits yang diriwayatkannya) atau tampak kefasikannya baik pada perbuatan atau pada perkataanya,atau orang yang banyak lupa atau banyak ragu.

Sedangkan hadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang lemah (perawi yang dhoif) yang bertentangan dengan periwayatan orang yang lebih terpercaya.

c)    Dhoif karena tidak ada dhobit

1)    Hadits mudraj
Hadits mudraj adalah hadits yang menampilkan (redaksi) tambahan,padahal bukan (bagian dari) hadits.
2)    Hadits maqlub
Hadits maqlub yaitu hadits yang lafaz matannya tertukar pada salah seorang perawi pada salah seorang perawi atau seseorang pada sanasnya. Kemudian didahulukan dalam penyebutannya,yang seharusnya disebut belakangan atau mengakhirkann penyebutannya,yang seharusnya di dahulukan atau dengan diletakkannya sesuatu pada tempat yang lain.
3)    Hadits mudhtharib
Hadits mudhtharib adalah hadits yang diriwayatkan dengan periwayatannya yang berbeda-beda padahal berasal dari satu perawi(yang meriwayatkan),dua atau lebih atau dari dua perawi atau lebih yang berdekatan(dan tidak bisa ditarjih).
4)    Hadits mushahhaf dan hadits muharraf
Hadits mushahhaf adalah hadits yang perbedaannya(dengan hadits riwayat lain) terjadi karena perubahan titik kata, sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah.

Sedangkan hadits muharraf adalah hadits yang perbedaannya terjadi disebabkan karena perubahan syakal kata dengan masih tetapnya bentuk tulisannya.


d)    Dhoif karena kejanggalan dan kecacatan

1)    Hadits syaz
Hadits syaz adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang maqbul,aka tetapi bertentangan (matannya) dengan periwayatannya dari orang yang kualitasnya lebih utama.
2)    Hadits mu’allal
Hadits mu’allal adalah hadits yang diketahui ‘illatnya setelah dilakukan penelitian dan penyelidikan meskipun pada lahirnya telah tamoak selamat(dari cacat) coontoh hadits mu’allal:
‘’si penjual dan si pembeli boleh memilih selama belum berpisahan’’

II.    Dhoif pada segi matan

Para ahli hadits memasukkan ke dalam kelompok hadits dhoif dari sudut penyandarannya ini adalah hadits mauquf dan hadits maqhthu’.

1)    Hadits mauquf
Hadits mauquf adalah hadits yang diriwayatkan dari para sahabat baik berupa perkataan,perbuatan,atau taqrirnya. Periwayatannya baik bersambung atau tidak.
2)    Hadits maqthu’
Hadits maqthu’ adalah hadits yang diriwayatkan dari tabi’in dan disandarkan kepadanya,baik perkataan maupun perbuatannya. Dengan kata lain bahwa hadits maqthu’ adalah perkataan atau perbuatan tabi’in.

 
D.    Kehujjahan hadits dhoif

Hadits dhoif ada kalanya tidak bisa ditolerir kedhoiffannya misalnya karena kemaudhu’annya, ada juga yang bisa tertutupi kedhoiffannya(karena ada faktor yang lainnya). Untuk yang pertama tersebut, berdasarkan kesepakatan para ulama hadits, tidak diperbolehkan mengamalkannya baik dalam penetapan hukum-hukum,akidah maupun fadhail al ‘amal.

Sementara untuk jenis yang kedua dalam hal kehujjahannya hadits dhoif tersebut ,ada yang berpendapat menolak secara mutlak baik unuk penetapan hukum-hukum,akidah maupun fadhail al ‘amal  dengan alasan karena hadits dhoif ini tidak dapat dipastikan datang dari Rosulullah SAW. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah imam al Bukhari,imam muslim, dan Abu bakr abnu Al ‘Araby.

Sementara bagi kelompok yang membolehkan beramal dengan hadits dhoif ini secara mutlak adalah imam Abu Hanifah, An-Nasa’i dan juga Abu dawud. Mereka berpendapat bahwa megamalkan hadits dhoif ini lebih disukai dibandingkan mendasrkan pendapatnya kepada akal pikiran atau qiyas. Imam ibnu Hambal,Abd Al-Rahman ibn Al-Mahdy dan Abdullah ibn Al mubarak menerima pengalaman hadits dhoif sebatas fadhail al ‘amal saja,tidak termasuk urusan penetapan hukum seperti halal dan haram atau masalah akidah.

Al-Qasiny memaparkan pendapat-pendpat ulama hadits yang lain tentang penerimaan terhadap hadits dhoif ini, yang juga tidak jauh berbeda dengan pemaparan di atas. Misalnya, ia mengutip pendapat ibnu Sholeah bahwa ia sendiri dalam kitabnya yang biasa dikenal ‘’Muqaddimah Ibnu Al-Sholah’’ tidak banyak mengulas tentang hal ini, selain kata ‘’hendaknya tentang fadhail dan semisalnya’’. Sementara Ibnu Hajar mengemukakan tiga syarat yang harus ada pada hadits dhoif yang bisa diterima dan diamalkan,yaitu: 
  • pertama, tingkat kelemahannya tidak parah: orang yang meriwayatkan bukan termasuk pembohong atau tertuduh berbohong atau kesalahannya abanyak.
  • Kedua, tercakup dalam dasar hadits yang masih dibenarkan atau tidak bertentangan dengan hadits yang shohih(yang bisa diamalkan), ketiga, ketika mengamalkannya tidak seratus persen meyakini bahwa hadits tersebut benar-benar datang dari Nabi SAW,tetapi maksud mengamalkannya semata-mata untuk ikhtiyath

Sementara As-Suyuti sendiri cendrung membolehkan beramal dengan hadits dhoif termasuk dalam masalah hukum dengan maksud ikhtiyath. Ia mendasarkan pada pendapat Abu Daud, Iama ibn Hambal yang berpendapat bahwa itu lebih baik dibanding menggunakan akal atau rasio atau pendapat seseorang.
E.    Kitab-kitab yang memuat hadits dhoif
Kitab-kitab yang memuat dan membahas hadits dhoif diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Kitab ad-dlu’afa karya ibnu hibban,kitab ini memaparkan hadits yang menjadi dhoif karena perawinya yang dhoif.
  • Kitab Mizan-al-i’tidal karya adz-Zahabi,karya ini juga memaparkan hadits yang menjadi dhoif karena perawinya yang dhoif
  • Kitab al-Marasil karya Abu Daud yang khusus memuat hadits-hadits dhoif.
  • Kitab al-‘ilal karya ad-Daruquthni,juga secara khusus memaparkan hadits yang menjadi dhoif karena perawinya yang dhoif.

BAB III
PENUTUP
Hadits Dhaif

A.    Kesimpulan

  1. Hadits dhoif merupakan hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shohih dan syarat-syarat hadits hasan. Hadits dhoif ini memilki penyebeb mengapa bisa tertolak di antaranya dengan sebab-sebab dari segi sanad dan juga dari segi matan.
  2. Kriteria hadits dhoif adalah karena sanadnya ada yang tidak bersambung,kurang adilnya perawi,kurang dhobiyhnya perawi dan Ada syadz dalam hadits tersebut.
  3. Hadits dhoif terbagi menjadi beberapa kelompok baik itu yang didasarkan pada pembagian berdasarkan sanad hadits atau juga matan hadits.
  4. Dalam menyikapi penerimaan dan pengamalan hadits dhoif ini terhadi khilafiah di kalangan ulama,ada yang membolehkannya dan ada juga yang secara mutlak tidak membolehkan beramal dengan hadits dhoif tersebut.
  5. Kitab yang memuat hadits dhoif adalah  Mizan-al-i’tidal karya adz-Zahabi,Kitab ad-dlu’afa karya ibnu hibban, Kitab al-Marasil karya Abu Daud, Kitab al-‘ilal karya ad-Daruquthni.


Kamis, 11 Oktober 2012

BIOGRAFI SINGKAT AL IMAM AN NAWAWY رحمه الله

Nama beliau adalah : Yahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam.
Kunniyah beliau adalah : Abu Zakariyya, padahal beliau tidak mempunyai anak yang bernama Zakariyya karena beliau tidak menikah hingga wafat. Ini menunjukkan bahwa para ulama kita memandang berkunniyah adalah suatu sunnah walaupun seseorang belum memiliki anak bahkan belum nikah sekalipun.
Gelar beliau : Muhyiddin (yang menghidupkan Ad Dien), namun beliau tidak senang digelari demikian. Karena gelar seperti ini di dalamnya terdapat unsur tazkiyah ( pengakuan akan kelebihan dan kemampuan diri) apalagi maknanya tidak tepat karena Ad Dien ini terus akan hidup tanpa tergantung dengan seorang pun
Beliau dinisbahkan kepada kakek beliau yang tertinggi Hizam. Dan An Nawawi merupakan nisbah beliau kepada kota kelahiran beliau yaitu Nawa’ di negeri Syiria (salah satu dari negeri Syam).Kelahiran dan Latar Belakang Beliau
Beliau lahir pada sepuluh pertengahan di bulan Muharram tahun 631 H.
Sejak kecil beliau di bawah bimbingan dan pengawasan ayahnya. Mulai menghafal Al Qur’an  sejak berumur sepuluh tahun dan memulai rihlah untuk  menuntut ilmu bersama ayahnya pada tahun 649 H ke kota Damaskus. Beliau terkenal sebagai penuntut ilmu yang sungguh-sungguh dan telah memberikan seluruh waktunya untuk ilmu sehingga dalam waktu yang tidak lama beliau telah menguasai berbagai bidang ilmu dan menghafal berbagai matan dan kitab.
Sifat-sifat beliau :
Beliau terkenal sebagai seorang ulama yang sangat  zuhud  dan merupakan uswah dalam hal wara’ serta contoh ulama yang senantiasa beramar ma’ruf nahi munkar dan menasihati para penguasa.
Karya-karya beliau :
Beliau memulai menulis / mengarang buku ketika berumur 30 tahun, dan tulisan beliau dalam berbagai cabang ilmu Ad Dien serta sangat digemari karena bahasanya sangat mudah, jelas dan enak dibaca.
Diantara karangan beliau adalah
  1. Al Minhaj Fii Syarh Shohih Muslim bin Al Hajjaj ; kitab ini merupakan rujukan utama bagi yang menginginkan penjelasan tentang hadits-hadits yang termuat dalam Shohih Muslim.
  2. Al Adzkar ; kitab ini merupakan kitab terlengkap yang ditulis dalam masalah dzikir dan doa, dan Imam Ibnu Katsir رحمه الله telah memuji kitab ini.
  3. Riyadhush Sholihin ; kitab ini merupakan salah satu karangan beliau yang paling terkenal, sangat jarang sebuah rumah yang tidak terdapat padanya kitab ini. Kitab ini merupakan kitab yang terbaik dalam masalah Akhlaq dan Tazkiyah An Nafs (pembersihan/ penyucian diri).
  4. Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab ; kitab ini adalah kitab Fiqh Syafi’i yang memuat dalil-dalil dan merupakan salah satu rujukan utama dalam bidang fiqh. Asy Syaikh Al Albani  رحمه الله  menganggap kitab ini hendaknya dimiliki dan dibaca bagi seorang yang ingin menjadi seorang ‘alim dalam bidang fiqh
  5. Kitab Al Arba’in An Nawawiyah ; kitab ini memuat sebanyak 42 buah hadits Rasulullah r .
  6. At Tibyan Fii Aadab Hamalatil Quran; buku ini termasuk rujukan yang terbaik untuk mengetahui adab-adab terhadap Al Quran
Aqidah beliau :
Beliau terpengaruh oleh Madzhab Asya’iroh dalam bab Asma’ wa Ash Sifaat, namun beliau dianggap sebagai salah seorang dari beberapa ulama Ahlis Sunnah yang salah dalam ijtihad bukan karena beliau membenci Madzhab Ahlis Sunnah dalam Al Asma’ Wa Ash Shifaat.
Wafat beliau :
Beliau wafat tanggal 24 Rajab 676 H, dalam usia 45 tahun. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmati beliau dan membalas jasa-jasanya serta memasukkannya ke Syurga Firdaus. Aamiin.